Tuesday, May 7, 2013
Makalah Kiar
MAKALAH FIQIH
TENTANG KIAR
OLEH:
1. SUMIATI
2. NUR JANNAH
3. USNAWATI
4. KARTIKA JAUHARI
5. LAILATUL FITRIANI
6. M. ZULKARNAEN
MADRASAH ALIYAH RAUDLATUSSIBYAN
NW BELENCONG
2012 / 2013
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah STW, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "KIAR"
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua
Gunungsari, Maret 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................. 2
A. Pengertian Kiar .................................................................................... 2
B. Pembagian Kiar .................................................................................... 2
C. Pembatalan Jual Beli ............................................................................ 4
D. Hukum Jual Beli .................................................................................. 4
E. Problematika ........................................................................................ 5
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
الخيار
طلب خير الامرين من امضاء البيع او فسخه (بلوغ المرام : ١٧٥)
Khiyar adalah
boleh memilih antara dua, meneruskan akad jual beli atau mengurungkan (menarik
kembali, tidak jadi jual beli). Dalam artiyan apabila ada orang berjual
beli satu benda, selama mereka belum berpisah dari majlis itu masing-masing ada
haq boleh urungkan jual beli tersebut.
Diadakan khiyar
oleh syara’ agar kedua orang yang berjual beli dapat memikirkan kemaslahatan
masing-masing lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan di kemudian
hari lantaran merasa tertipu.
Sabda Rasulullah
SAW :
عن ابن عمر رضي الله عنه عن رسول الله صلي
الله عليه وسلم قال : ( اذا تبع الرجلان, فكل واحد منهما باالخيا ر مالم يتفرقا
وكا ن جميعا او يخير احدهما الاخر, فا ن خيّر احدهما الاخر فتبا يعا علي ذلك فقد
وجب البيع وان تفرّقا بعد ان تبا يعا ولم يترك وحد منهما البيع فقد وجب البيع )
متفق عليه واللفظ لمسلم
Artinya :
Dari Ibnu Umar,
dari Rasulullah SAW. Ia bersabda : “Apabila dua orang berjual beli, maka
tiap-tiap seseorang dari mereka (berhaq) khiyar selama mereka tidak berpisah
dan adalah mereka bersama-sama atau selama seorang dari mereka tidak menentukan
khiyar kepada yang lainnya. Jika seorang dari mereka tetapkan khiyar kepada
yang lainnya, lalu mereka berjual beli atas (ketetapan) tersebut, maka jadilah
jual beli itu; dan jika mereka berpisah sesuadah jual beli dan seorang dari
mereka tidak tinggalkan benda yang dijual belikan itu, maka jadilah jual beli
itu”. Muttafaq ‘alaih, tetapi lafazh itu bagi Muslim.
Dan apabila ada
seorang dari yang jual beli berkata kepada lainnya : Apakah kita bikin jadi
jual beli ini ? lalu ia jawab : Baiklah atau jadi ; maka jual beli itu telah
shah dan masing-masing tidak ada khiyar (bikin urung). Tetapi apabila dua orang
dari yang berjual beli berpisah, sedang seorang dari mereka tidak tinggalkan
benda yang dijual belikannya, maka jadilah jual beli itu dan tidak ada haq
khiyar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KIAR
Pengertian
Khiyar adalah bebas memutuskan antara meneruskan jual-beli atau membatalkannya.
Sebab Islam menggariskan jual-beli haruslah berdasarkan suka sama suka, tanpa
ada unsur paksaan sedikitpun. Penjual berhak mempertahankan harga barang
dagangannya, sebaliknya pembeli berhak menawar atas dasar kualitas barang yang
diyakininya. Muhammad Rosulullah saw. bersabda "Penjual dan pembeli tetap
dalam khiyar selama keduanya belum berpisah. Apabila keduanya berlaku benar dan
suka menerangkan keadaan (barang)nya, maka jual-belinya akan memberkahi
keduanya. Apabila keduanya menyembunyikan keadaan sesungguhnya serta berlaku
dusta, maka dihapus keberkahan jual-belinya." (HR. Bukhori dan Muslim)
B. PEMBAGIAN KHIYAR
1.
Khiyar Majlis
Khiyar majlis sah menjadi milik si penjual dan si pembeli semenjak dilangsungkannya akad jual beli hingga mereka berpisah, selama
mereka berdua tidak mengadakan kesepakatan untuk tidak ada khiyar, atau
kesepakatan untuk menggugurkan hak khiyar setelah dilangsungkannya akad jual beli atau
seorang di antara keduanya menggugurkan hak khiyarnya, sehingga hanya
seorang yang memiliki hak khiyar.
Dari Ibnu Umar ra, dari Rasulullah saw bahwa Rasulullah saw bersabda, “Apabila
ada dua orang melakukan transaksi jual beli, maka masing-masing dari mereka
(mempunyai) hak khiyar, selama mereka belum berpisah dan mereka masih berkumpul
atau salah satu pihak memberikan hak khiyarnya kepada pihak yang lain. Namun
jika salah satu pihak memberikan hak khiyar kepada yang lain lalu terjadi jual
beli, maka jadilah jual beli itu, dan jika mereka telah berpisah sesudah
terjadi jual beli itu, sedang salah seorang di antara mereka tidak
(meninggalkan) jual belinya, maka jual beli telah terjadi (juga).” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul
Bari IV: 332 no: 2112, Muslim 1163 no: 44 dan 1531, dan Nasa’i VII: 249).
Dan haram meninggalkan majlis kalau khawatir dibatalkan:
Dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari datuknya bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Pembeli dan penjual (mempunyai) hak khiyar selama mereka belum
berpisah, kecuali jual beli dengan akad khiyar, maka seorang di antara mereka
tidak boleh meninggalkan rekannya karena khawatir dibatalkan.” (Shahih: Shahihul Jami’us
Shaghir no: 2895, ‘Aunul Ma’bud IX: 324 no: 3439 Tirmidzi II: 360 no: 1265 dan
Nasa’i VII: 251).
2. Khiyar Syarat (Pilihan
bersyarat)
Yaitu kedua orang yang sedang melakukan jual beli mengadakan kesepakatan
menentukan syarat, atau salah satu di antara keduanya menentukan hak khiyar
sampai waktu tertentu, maka ini dibolehkan meskipun rentang waktu berlakunya
hak khiyar tersebut cukup lama.
Dari Ibnu Umar ra, dari Nabi saw Beliau bersabda, “Sesungguhnya dua
orang yang melakukan jual beli mempunyai hak khiyar dalam jual belinya selama
mereka belum berpisah, atau jual belinya dengan akad khiyar.” (Muttafaqun
‘alaih: Fathul Bari IV: 326 no: 2107, Muslim III: 1163 no: 1531 dan Nasa’i VII:
248).
3. Khiyar Aib
Yaitu jika seseorang membeli barang yang mengandung aib atau cacat dan ia
tidak mengetahuinya hingga si penjual dan si pembeli berpisah, maka pihak
pembeli berhak mengembalikan barang dagangan tersebut kepada si penjualnya.
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda“Barangsiapa membeli
seekor kambing yang diikat teteknya, kemudian memerahnya, maka jika ia suka ia
boleh menahannya, dan jika ia tidak suka (ia kembalikan) sebagai ganti
perahannya adalah (memberi) satu sha’ tamar.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul
Bari IV: 368 no: 2151 dan lafadz ini bagi Imam Bukhari, Muslim III: 1158 no:
2151 dan lafadz ini bagi Imam Bukhari, Muslim III: no: 1524, ‘Aunul Ma’bud IX:
312 no: 3428 dan Nasa’i VII: 253).
Dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw. Sabda beliau, “Janganlah kamu
mengikat tetek unta dan kambing, siapa saja yang membelinya dalam keadaan ia
demikian, maka sesudah memerahnya ia berhak memilih di antara dua kemungkinan,
yaitu jika ia suka maka ia pertahankannya dan jika ia tidak suka maka ia boleh
mengembalikannya (dengan menambah) satu sha’ tamar.” (Shahih: Shahihul
Jami’ no: 7347, Fathul Bari IV: 361 no: 2148, ‘Aunul Ma’bud IX: 310 no: 3426
dengan tambahan pada awal kalimat, dan Nasa’i VII: 253).
C. MEMBATALKAN JUAL BELI
Apabila terjaadi penyesalan diantara dua orang yang berjual beli disunatkan
atas yang lain membatalkan jual beli antara keduanya.
Sabda Rasulullah SAW :
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال رسول الله صلي الله عليه وسلم
من اقال نادما اقال الله عثرته . رواه البزار
Artinya :
Abu Hurairoh telah menceritkan hadits berikut, bahwa Nabi SAW telah
bersabda “ Barang siapa mencabut jual belinya
terhadap orang yang menyesal maka Allah akan mencabut kejatuhannya. (kerugian
dengannya. (Riwayat Bazzar).
D. HUKUM JUAL BELI
1.
Mubah (Boleh)
merupakamn asal hukum jual beli
2.
Wajib umpamanya wali
menjual harta anak yatim apabila terpaksa begitu juga harta muflis (orang
yang lebih banyak hutangnya)
3.
Haram, apabila ada
penipuan didalamnya.
4.
Sunat, misalnya jual
beli kepada sahabat atau famili yang dikasihani dan kepada orang yang sangat
membutuhkan barang itu.
E. PROBLEMATIKA
Apabila ada cacat pada barang sesudah akad sebelum diteerima maka barang
yang dijual sebelum diterima oleh si pembeli masih dalam tanggungan si penjual,
akan tetapi apabila barang tersebut ada di tangan si pembeli maka barang
tersebut boleh dikembalikan dan diminta kembali uangnya. Akan tetapi apabila
barang tersebut tidak ada lagi seperti umpamanya ia membeli kambing sedangkan
kambingnya sudah mati atau yang du beli tanah itu sudah diwakafkan sesudah itu
si pembeli baru mengetahui bahwa yang dibelinya itu ada cacatnya, maka dia
berhak m4eminta ganti kerugian saja sebanyak kekurangan harga barang sebab
adanya cacat itu.
Dan barang yang cacat itu
hendaknya segera dikembalikan karena melalaikan hal ini berarti rida apa
bbarang yang cacat kecualli kalau ada halangan.tetapi apabila si penjual tidak
ada maka jangan di pakai lagi. Jika dia pakai juga hilanglah haknya untuk
mengembalikan barang itu dan hak meminta ganti rugi pun hilanglah pula.
BAB III
KESIMPULAN
Mengingat prinsip berlakunya jual beli adalah
atas dasar suka-sama suka ('an taradhin minkum), maka syara' memberi kesempatan
kepada kedua belah pihak yang melakukan akad jual beli untuk memilih antara dua
kemungkinan ,yaitu melangsungkan jual beli atau mengurungkannya.
memilih antara dua kemungkinan inilah yang
dinamakan khiyar dalam akad jual beli. Hak untuk memilih antara dua kemungkinan
tersebut sepanjnag masing-masing pihak masih dalam keadaan mempertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://sofi-pai.blogspot.com/2011/06/khiyar.html
http://pustaka.abatasa.com/pustaka/detail/fiqih/muamalah/683/khiyar.html
Free Dwnload 260 Start Orb Kren For Windows 7
Free Download 260 Start Orb Keren For Windows 7 - Sebelumnya BIC melakukan Pengenalan ulang tentang start orb terlebih dahulu.
Apa itu start orb ? Apa fungsinya ? dan bagaimana cara menggantinya atau mengembalikan ke bentuk semula ?.
Mungkin sahabat BIC sudah banyak yang tau. Tapi agar yang
belum tahu juga jadi tahu saya akan jelaskan apa itu start orb.
Start Orb adalah icon start yang terdapat pada windows 7 yang berada
pada pojok kiri bawah yang bisa kita ganti dengan start orb yang kita
miliki. Sedangkan fungsi start orb yang 101script bagikan adalah
untuk mengganti start icon yang kita gunakan dengan start orb yang kita
inginkan.
Screenshot :
Gambar diatas adalah beberapa tampilan dari start orb yang BIC
bagikan
Bagi yang ingin mendownload, silahkan download pada link dibawah ini.
Link Update 23 Desember 2012
Link Update 23 Desember 2012
Terimakasih sudah berkunjung dan mendownload di 101script.
Sunday, May 5, 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)